Pagi ini hapeku berbunyi :
“Mbak.stresku kok blm ilang2.aku jd pgn ikut ngaji.kdg aku gk kuat hdpi cobaan ini.kayanya nusuk bgt di hati.”
Degg!!! Jujur, aku tak kuasa menahan haru. Ini bukan kali pertama aku mendapatkan curhat serupa. Berpisah dari seseorang yang memiliki keterikatan rasa di hatinya tlah menggores hati sahabatku tak terbilang waktu. Naïf tampaknya. Tapi tak bisa dipungkiri. Tragedy cinta seringkali membuat kita hancur sehancur – hancurnya atau agung seagung – seagungnya. Dan sungguh, aku dapat merasakan apa yang sahabatku rasakan. Mungkin karena Allah takdirkan kami sama. Sama – sama wanita. Hati yang teriris. Luka yang mendalam. Amarah yang memuncak. Kesedihan yang tak berhujung. Entah segala rasa diri yang tak nyaman apalagi…
Sahabat…
Tapi Kutahu dadamu lapang meski kau merasakan sempit bagai nyawa meregang
Kuyakin hatimu tegar meski kau merasakan hancur terbakar
Kupercaya dirimu senantyasa teguh walaupun ada yang lain runtuh
Kuyakin kau mampu bersabar meski kau ingin meronta
Kuharap jiwamu luas penuh seluruh seperti samudra selangit dunia
penuh kasih penuh sayang penuh kemaafan…
Sahabat sholihat…
Aku takkan memaksamu melupakannya
Segala peristiwa hitam putih manis pahit akan tetap menjadi sejarah
Tak mungkin terhapus. Tak mungkin terlupa. Karena kita sedang tidak gila.
Aku takkan memintamu menghindari tapi hadapi dengan bijaksana
Aku senang kau tetap berteman tidak bermusuhan
Aku selalu berharap kau tak membencinya tapi mendoakannya
Aku kan berdoa kau tak mendendam karena itu semakin membuat lukamu dalam
Tenang saja. Kau tak sedang mengemis cinta.
Karena kebaikan kekal sifatnya. Bukan karena seseorang atau sesuatu maka ia ada. Tapi karena Allah tanamkan kebaikan itu ada pada dirimu. Lalu engkau menyambutnya.
Sahabat dalam perjuangan…
Ingatkah kau saat kau belajar bekerja beraktifitas penuh semangat cerdas
Saat prestasi – prestasimu diukir dunia
Saat kau beramal nyata dalam kerja – kerja dakwah yang kau suka
Saat kau tartil lantunkan ayat – ayat suci Al-Qur’an menggetarkan
Saat kau tenggelam khusyu’ dalam sujud – sujud panjang
Allah.
Adalah pintu dari semua Tanya.
Adalah muara dari segala harap.
Adalah tatap dari semua kekosongan.
Sahabat…Percayalah…
Akan ada selalu matahari baru dalam setiap pagimu
Hari ini adalah detik ini bukan kemarin ataupun esok hari
Disaat yang tepat. Diwaktu yang tepat.
Allah akan pilihkan laki – laki sholih untuk wanita shalihat sepertimu..
Yang mencintai engkau.. Yang engkau cintai..
Yang kebersamaannya membuatmu semakin mencintai dan dicintaiNya.
Amiin.
Sahabat…biar kugenggam tanganmu erat dan tersenyumlah penuh hangat…untukmu…untukku…pada dunia…:-)
“Mbak.stresku kok blm ilang2.aku jd pgn ikut ngaji.kdg aku gk kuat hdpi cobaan ini.kayanya nusuk bgt di hati.”
Degg!!! Jujur, aku tak kuasa menahan haru. Ini bukan kali pertama aku mendapatkan curhat serupa. Berpisah dari seseorang yang memiliki keterikatan rasa di hatinya tlah menggores hati sahabatku tak terbilang waktu. Naïf tampaknya. Tapi tak bisa dipungkiri. Tragedy cinta seringkali membuat kita hancur sehancur – hancurnya atau agung seagung – seagungnya. Dan sungguh, aku dapat merasakan apa yang sahabatku rasakan. Mungkin karena Allah takdirkan kami sama. Sama – sama wanita. Hati yang teriris. Luka yang mendalam. Amarah yang memuncak. Kesedihan yang tak berhujung. Entah segala rasa diri yang tak nyaman apalagi…
Sahabat…
Tapi Kutahu dadamu lapang meski kau merasakan sempit bagai nyawa meregang
Kuyakin hatimu tegar meski kau merasakan hancur terbakar
Kupercaya dirimu senantyasa teguh walaupun ada yang lain runtuh
Kuyakin kau mampu bersabar meski kau ingin meronta
Kuharap jiwamu luas penuh seluruh seperti samudra selangit dunia
penuh kasih penuh sayang penuh kemaafan…
Sahabat sholihat…
Aku takkan memaksamu melupakannya
Segala peristiwa hitam putih manis pahit akan tetap menjadi sejarah
Tak mungkin terhapus. Tak mungkin terlupa. Karena kita sedang tidak gila.
Aku takkan memintamu menghindari tapi hadapi dengan bijaksana
Aku senang kau tetap berteman tidak bermusuhan
Aku selalu berharap kau tak membencinya tapi mendoakannya
Aku kan berdoa kau tak mendendam karena itu semakin membuat lukamu dalam
Tenang saja. Kau tak sedang mengemis cinta.
Karena kebaikan kekal sifatnya. Bukan karena seseorang atau sesuatu maka ia ada. Tapi karena Allah tanamkan kebaikan itu ada pada dirimu. Lalu engkau menyambutnya.
Sahabat dalam perjuangan…
Ingatkah kau saat kau belajar bekerja beraktifitas penuh semangat cerdas
Saat prestasi – prestasimu diukir dunia
Saat kau beramal nyata dalam kerja – kerja dakwah yang kau suka
Saat kau tartil lantunkan ayat – ayat suci Al-Qur’an menggetarkan
Saat kau tenggelam khusyu’ dalam sujud – sujud panjang
Allah.
Adalah pintu dari semua Tanya.
Adalah muara dari segala harap.
Adalah tatap dari semua kekosongan.
Sahabat…Percayalah…
Akan ada selalu matahari baru dalam setiap pagimu
Hari ini adalah detik ini bukan kemarin ataupun esok hari
Disaat yang tepat. Diwaktu yang tepat.
Allah akan pilihkan laki – laki sholih untuk wanita shalihat sepertimu..
Yang mencintai engkau.. Yang engkau cintai..
Yang kebersamaannya membuatmu semakin mencintai dan dicintaiNya.
Amiin.
Sahabat…biar kugenggam tanganmu erat dan tersenyumlah penuh hangat…untukmu…untukku…pada dunia…:-)
3 komentar
subhanallah, puisi anti bagus sekali
Assalamu'alaikum Wr.Wb,
wah mbak Asri ternyata pandai menulis .. hhmmm.. terima kasih atas sajian tulisan2nya yang berhikmah disini.
Salam,
Wie.
Wa'alaikumsalam..makasii mbak wie dah sudi mampir. Cuma tulisan tangan hasil mencuri ilmu dari ilmu mbak juga. Hehe..