Berkendara roda dua, aku meluncur ke Bintaro Plaza. Janji jumpa dengan teman pengajian untuk ke Gramedia sama - sama. Kali ini aku mampir dahulu isi bensin, biasa dech.. adek2ku yang ganteng2 itu setiap senin kutinggal kerja bensin penuh ehh aku pulang dari kostan di hari sabtu, pastilah sudah kosong..Hmm..emang cakep deh!
Malaju dari arah sektor 9 ke Bintaro Plaza aku melaju sedikit kencang, maklum disana khan jalanan lebar dan agak sepi waktu itu. Tapi ya..kecepatan favoritku 40km/jam. Baru segitu..hehe:). Mendekati Plaza, aku sudah beri lampu sent tetapi jauh disana aku lihat sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Aku merasa diapun berusaha mengerem kendaraannya. Dan aku ragu2 benarkah dia mengerem kendaraannya? ataukah itu hanya perasaan saja? kira2 nanti kalau aku nyebrang bertumbukan dengan dia gak ya? akhirnya dengan ragu2 aku menyebrang dengan kecepatan pelan, bis aku ragu2..
Walhasil! Gubrakkkkk...! aku terjatuh.. uggh sakitnya.. aku berusaha berdiri sendiri, sambil minta maaf, bis aku khwatir akunya yang salah. laki2 itu hanya mengiyakannya. Tak berkata apapun, diapun berusaha berdiri sendiri. Lalu kami sama2 berlalu pergi. Tak ada saling caci maki memang. Alhamdulillah.. Tapi cerita itu membuat temanku tertawa. Jatuh sendiri, bangun sendiri...haha!
Malu sebenarnya, perempuan kog jatuh dari motor, rasanya ndak feminin banget gitu lho! Kalau luka karena terkena letupan minyak goreng atau tergores parutan, lebih keren ya..
Makanya, aku ndak berani beritahu orangtua, hingga mereka tahu sendiri. Akibatnya..aku mesti mengobati biru - biru di tangan dan kaki ku sendiri juga..Hiks!
Syukurnya Bapak dan ibu ndak marah seperti yang aku duga. beliau hanya bilang "Makanya beli mobil doong...":)
Kehidupan Jalanan mengajarkan aku tak boleh ragu2. Karena di jalanan berfikir ragu itu sebuah kesalahan dan awal kecelakaan. Dunia jalanan bukan seindah dunia teori, melainkan dunia praktek yang tak lagi memandang laki2 perempuan. Semuanya bisa saja terlibas jika ndak hati2..
Malaju dari arah sektor 9 ke Bintaro Plaza aku melaju sedikit kencang, maklum disana khan jalanan lebar dan agak sepi waktu itu. Tapi ya..kecepatan favoritku 40km/jam. Baru segitu..hehe:). Mendekati Plaza, aku sudah beri lampu sent tetapi jauh disana aku lihat sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Aku merasa diapun berusaha mengerem kendaraannya. Dan aku ragu2 benarkah dia mengerem kendaraannya? ataukah itu hanya perasaan saja? kira2 nanti kalau aku nyebrang bertumbukan dengan dia gak ya? akhirnya dengan ragu2 aku menyebrang dengan kecepatan pelan, bis aku ragu2..
Walhasil! Gubrakkkkk...! aku terjatuh.. uggh sakitnya.. aku berusaha berdiri sendiri, sambil minta maaf, bis aku khwatir akunya yang salah. laki2 itu hanya mengiyakannya. Tak berkata apapun, diapun berusaha berdiri sendiri. Lalu kami sama2 berlalu pergi. Tak ada saling caci maki memang. Alhamdulillah.. Tapi cerita itu membuat temanku tertawa. Jatuh sendiri, bangun sendiri...haha!
Malu sebenarnya, perempuan kog jatuh dari motor, rasanya ndak feminin banget gitu lho! Kalau luka karena terkena letupan minyak goreng atau tergores parutan, lebih keren ya..
Makanya, aku ndak berani beritahu orangtua, hingga mereka tahu sendiri. Akibatnya..aku mesti mengobati biru - biru di tangan dan kaki ku sendiri juga..Hiks!
Syukurnya Bapak dan ibu ndak marah seperti yang aku duga. beliau hanya bilang "Makanya beli mobil doong...":)
Kehidupan Jalanan mengajarkan aku tak boleh ragu2. Karena di jalanan berfikir ragu itu sebuah kesalahan dan awal kecelakaan. Dunia jalanan bukan seindah dunia teori, melainkan dunia praktek yang tak lagi memandang laki2 perempuan. Semuanya bisa saja terlibas jika ndak hati2..