Yanti namanya. Lepas SMA Dia bekerja di sebuah koperasi sekolah swasta di selatan kota ini. Pendapatannya taklah seberapa, tak sampai UMR propinsi tempatnya tinggal. Kehidupan ekonomi yang tak seberuntung teman – teman sebayanya tak menurunkan semangatnya untuk tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan juga tak mematahkan dirinya untuk tetap menutup seluruh aurat sebagai bukti ketaatannya pada syari’at Allah, apapun ujiannya. Yakinlah! ini bukan perkara mudah. Dunia kerja terlebih institusi milik swasta era 1990-an tak mudah menerima karyawan dengan penampilan berjilbab sedikit lebar, apalagi jika hanya lulus dari SMA. Sedangkan himpitan ekonomi dan kebutuhan keluarga memaksanya untuk mencari penghasilan. Tawaran – tawaran untuk bekerja di perusahaan lain dengan pendapatan yang lebih besarpun berdatangan, dengan syarat memperingkas jilbab bahkan melepaskannya! Keluarga yang semestinya menguatkannyapun justru sebaliknya. Disini, keistiqomahannya diuji. Dan dia mampu melewati.. Dengan gaji yang tak jauh beda dengan uang saku kuliahku, dia mampu menyelesaikan kuliahnya di sebuah ma’had islam dan di sebuah perguruan tinggi swasta di negri ini. Tak jarang aku terkagum – kagum dengan keberkahan rizki yang dia terima. Jika dihitung baik – baik, tak akan ada yang mengira dia mampu membelanjakan kebutuhan hidupnya yang banyak hanya dengan sejumlah uang yang taklah seberapa. Dialah yanti, muslimah yang senantyasa mensyukuri apa yang dia terima dan selalu istiqomah dalam ketaatan meski ujian hidup menderanya, tak heran jika Allah limpahkan rezki untuknya dari arah yang tak da manusia yang menyangka.
Ibu berusia paruh baya itu menangis haru saat mendengar nama putrinya disebut dengan predikat comloud. Yups!Hari ini ia baru saja mengantarkan putrinya dalam wisuda sarjana strata satu sebuah universitas negri ternama di kota Bandung. Masih teringat dibenaknya saat ia dengan ikhlas me"rumahkan" gelar kesarjanaannya dan melepaskan pekerjaannya disebuah perusahaan BUMN ternama, serta lebih memilih menjadi ibu rumah tangga dan berwirausaha di rumah mengikuti keinginan sang suami, agar ia memiliki waktu lebih demi mengurus keluarga dan putra – putrinya. Demikianlah, ketaatannya pada suami terlahir sebagai bentuk ketaatannya pada Allah membuahkan kebahagiaan lahir bathin baginya. Melepaskan ego dalam dirinya dan mengembalikan fitrah insaniyyahnya sebagai ibu.
Itulah kartini – kartini saat ini, kartini – kartini yang mampu berprestasi ditengah – tengah himpitan masalah dalam hidup yang mereka jalani. Kartini – kartini yang menjadi ‘cahaya’ bagi siapapun disekitarnya, kartini – kartini yang mengajarkan pada kami arti kesabaran, keteguhan dan kebijaksanaan.
There’s a woman behind a strong man. Ada ibunda khodijah RA dibelakang Rasulullah SAW, ada Siti fatimah dibelakang Ali bin Abi Tholib, ada ibu tien dibelakang Pak Harto, ada hillary Clinton dibelakang bill Clinton. Mereka bukanlah wanita – wanita biasa. Mereka wanita – wanita yang berperan dibelakang laki – laki namun menjadi penguat bagi pasangannya. Berbahagialah teman – teman yang ditakdirkan Allah menjadi wanita. Happy kartini’s day!
Ibu berusia paruh baya itu menangis haru saat mendengar nama putrinya disebut dengan predikat comloud. Yups!Hari ini ia baru saja mengantarkan putrinya dalam wisuda sarjana strata satu sebuah universitas negri ternama di kota Bandung. Masih teringat dibenaknya saat ia dengan ikhlas me"rumahkan" gelar kesarjanaannya dan melepaskan pekerjaannya disebuah perusahaan BUMN ternama, serta lebih memilih menjadi ibu rumah tangga dan berwirausaha di rumah mengikuti keinginan sang suami, agar ia memiliki waktu lebih demi mengurus keluarga dan putra – putrinya. Demikianlah, ketaatannya pada suami terlahir sebagai bentuk ketaatannya pada Allah membuahkan kebahagiaan lahir bathin baginya. Melepaskan ego dalam dirinya dan mengembalikan fitrah insaniyyahnya sebagai ibu.
Itulah kartini – kartini saat ini, kartini – kartini yang mampu berprestasi ditengah – tengah himpitan masalah dalam hidup yang mereka jalani. Kartini – kartini yang menjadi ‘cahaya’ bagi siapapun disekitarnya, kartini – kartini yang mengajarkan pada kami arti kesabaran, keteguhan dan kebijaksanaan.
There’s a woman behind a strong man. Ada ibunda khodijah RA dibelakang Rasulullah SAW, ada Siti fatimah dibelakang Ali bin Abi Tholib, ada ibu tien dibelakang Pak Harto, ada hillary Clinton dibelakang bill Clinton. Mereka bukanlah wanita – wanita biasa. Mereka wanita – wanita yang berperan dibelakang laki – laki namun menjadi penguat bagi pasangannya. Berbahagialah teman – teman yang ditakdirkan Allah menjadi wanita. Happy kartini’s day!
+++ tulisan lama ku..waktu itu sedang merenungi hari kartini..sayang kalau ndak kuposting..next time kita bicara all about women lebih dalem ya!! c u Girls!!+++
1 komentar:
Artikel yang bagus. Penuturan secara tertulis ... lumayan, isi nya juga .. not bad. Ari pernah belajar teknik menulis .. ? . Kalau boleh saya saran, coba di publish di eramuslim.com di bagian oase iman. Model-model tulisan di Oase Iman eramuslim.com seperti itu. Menceritakan pengalaman nyata yg berhubungan dengan keimanan.